Ia bergidik kecil ketika tangannya menyentuh pipinya yang barusan memerah. Ia tahu intensi yang disembunyikan itu. Ia hanya berharap perkiraannya--well, ia tak bisa bilang ia berharap perkiraannya meleset juga. Ia tak mau membohongi dirinya sendiri. Ia sudah dewasa, kau tahu. Pipinya semakin memerah ketika Dims kembali mengulangi pertanyaannya. Apalagi ketika sosoknya menunduk untuk berbisik di telinganya. Sent her chills. Wajahnya, alih-alih kembali pada jarak normalnya semula, kini semakin mendekat. Bibirnya hanya berjarak beberapa senti dari bibirnya sendiri. Ia memejamkan mata sejenak, merasakan tangan dinginnya menyentuh tengkuk Adrianna. Ia ingin tahu. Ingin tahu sampai seberapa jauh pemuda di depannya berani melangkah. Ia maju, mengecup singkat bibir Dimitri di depannya, lalu tersenyum, nyaris menggoda. Kedua tangannya naik, kembali ia kalungkan di leher pemuda tersebut, menggunakannya sebagai pijakan untuk kepalanya naik sampai ke level yang sama dengan telinganya, berbis