Kamu tahu nggak, Shin? Apa? Kamu punya kembaran loh. Uh huh. Namanya Shin juga. Tapi orangnya lebih jahat dari kamu. Yeah yeah. Dia juga udah mati. Matinya ketusuk piso di dada kiri loh. Terus? Bukannya kemaren kamu mimpi ketusuk di dada kiri ya? Hubungannya? Kamu mau ketemu, nggak? Shinichi membuka mata, sedikit menyipit menghindari cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah di tirai jendelanya. Ia menegakkan diri, terduduk sambil menggaruk kepalanya, kembali mengingat mimpi anehnya barusan. Hah. Kembaran, katanya. Nonsense. Ia bangkit, mengintip sedikit ke luar jendela untuk melihat cuaca serta prakiraan waktu saat ini. Cerah. Dan terang. Artinya sudah sedikit siang. Dan kemungkinan besar ia sudah membolos beberapa mata kuliah. Dan nyaris melewatkan janji makan siang yang sudah dibuatnya dengan Ahime-sama nya kemarin. Untung ia terbangun. Sambil menguap lebar, Shinichi memasuki kamar mandinya, membersihkan diri...