Right.
Salahkan
saja dia karena kebetulan, jadwal liburan mereka kali ini bertepatan dengan
kedatangan tamu bulanannya. Satu faktor
yang menyebabkan hubungan keduanya—yang diharapkan akan bertambah intim berkat
liburan ini—justru semakin over the edge akibat pertengkaran tak penting yang
sering terjadi. Pakai lempar-lemparan
piring segala, pula. Lebih heboh dari Perang Dunia Kedua.
Le sigh.
Ia menutup
novel yang tengah ia baca, lalu bangkit menuju pintu kaca kamar mereka, terbuka
tepat ke arah pantai Bali. Dengan kursi-kursi pantai yang berjejer. Dan satu
yang terisi oleh seseorang. Menghela napas lagi, ia menenggelamkan wajahnya
dalam summer straw hat lebar yang ia pakai. Iya, dia juga salah sih. Bukannya
menahan emosinya, malah nurut saja dan ikut adu keras kepala dengan Dims. Menarik
napas dalam-dalam, ia meletakkan bukunya di meja teras belakang villa yang
mereka tempati. Beranjak keluar. Menemui si pacar.
“Boo.”
Mendekati
pacar yang tengah capek dimarahi terus dengan tiba-tiba memunculkan wajah di
atas wajah sang pacar, upside down—adalah pendekatan yang sangat salah.
Comments