Sebenarnya Adri menyesal teriak begitu. Bagaimana kalau nanti Dims benar-benar pergi, lalu bertemu salah satu penari eksotis Bali, lalu tiba-tiba esok paginya sudah menjadi milik orang lain? Hmph. Konsekuensi ditanggung oleh Dims sendiri, kalau saat pulang nanti jari manis Dims sudah bercincin sementara miliknya belum. Yang bersedia membela Adri bukan hanya Izarka seorang, omong-omong.
Bersandar di pintu, tubuhnya merosot ke lantai, duduk dengan kaki ditekuk di depannya, terpeluk oleh tangan. Iya, Adri sudah kesal. Padahal tadi ia sudah berniat minta maaf. Sudah ingin memperbaiki keadaan dan liburan berharga mereka dengan itikad baik meski hormonnya sedang kurang mendukung. Senggol sedikit, barbel melayang.
.....
"KOK KAMU MAKSA SIH?! KALAU AKU NGGAK MAU GIMANA, HAH?!"
Bohong besar.
Dengan pipi setengah memerah, ia bangkit dan meraih pegangan pintu, membuka pintunya sedikit hingga meninggalkan celah kecil yang ia pakai untuk mengintip keadaan di luar. Siapa tahu teriakan Dims yang tadi sebenarnya pre-recorded, dan sebenarnya sejak tadi ia bertengkar dengan sebuah player yang memainkan rekaman suara Dims. Heu.
Imajinasi darimana.
Bersandar di pintu, tubuhnya merosot ke lantai, duduk dengan kaki ditekuk di depannya, terpeluk oleh tangan. Iya, Adri sudah kesal. Padahal tadi ia sudah berniat minta maaf. Sudah ingin memperbaiki keadaan dan liburan berharga mereka dengan itikad baik meski hormonnya sedang kurang mendukung. Senggol sedikit, barbel melayang.
“AH AKU GAK MAU TAU POKOKNYA KAMU HARUS MAU NIKAH
SAMA AKU!”
.....
"KOK KAMU MAKSA SIH?! KALAU AKU NGGAK MAU GIMANA, HAH?!"
Bohong besar.
Dengan pipi setengah memerah, ia bangkit dan meraih pegangan pintu, membuka pintunya sedikit hingga meninggalkan celah kecil yang ia pakai untuk mengintip keadaan di luar. Siapa tahu teriakan Dims yang tadi sebenarnya pre-recorded, dan sebenarnya sejak tadi ia bertengkar dengan sebuah player yang memainkan rekaman suara Dims. Heu.
Imajinasi darimana.
Comments