Semarah-marahnya ia, sekesal-kesalnya ia pada sosok lelaki yang tengah berbaring damai di depannya—gosh, he looks so cute—Adrianna Arks masih akan tetap kembali padanya. Klise. Dan sangat, sangat memalukan untuk diakuinya keras-keras. Bahwa bagaimanapun juga, ia toh masih cinta.
Terkekeh kecil, ia menarik wajahnya, setengah berlari pindah ke depan pemuda itu. Berjongkok di depan sosok Dims yang terjatuh, ia tersenyum manis, "Did I scare you that much?" ucapnya, menepuk-nepuk badan serta kepala Dims yang terkena pasir akibat jatuh.
Lalu berubah manyun ketika mendengar kalimat Dims yang berikutnya.
"Kamu suka kalau aku marah? Kamu maunya kita berantem lagi aja? Fine," melengos kesal, Adrianna bangkit berdiri, meninggalkan sosok Dims yang masih terkapar di atas pasir pantai. Sebal. Hilang niat awalnya mau mengajak baikan. Mau minta maaf. Sebalsebalsebal. Setengah berlari, ia mendekati seorang surfer lokal yang tengah berdiri tak jauh dari tempat mereka berdua.
Sebal. Biar saja ah.
“WAAAA!”
Terkekeh kecil, ia menarik wajahnya, setengah berlari pindah ke depan pemuda itu. Berjongkok di depan sosok Dims yang terjatuh, ia tersenyum manis, "Did I scare you that much?" ucapnya, menepuk-nepuk badan serta kepala Dims yang terkena pasir akibat jatuh.
Lalu berubah manyun ketika mendengar kalimat Dims yang berikutnya.
"Kamu suka kalau aku marah? Kamu maunya kita berantem lagi aja? Fine," melengos kesal, Adrianna bangkit berdiri, meninggalkan sosok Dims yang masih terkapar di atas pasir pantai. Sebal. Hilang niat awalnya mau mengajak baikan. Mau minta maaf. Sebalsebalsebal. Setengah berlari, ia mendekati seorang surfer lokal yang tengah berdiri tak jauh dari tempat mereka berdua.
Sebal. Biar saja ah.
Comments