Dan surya pun tenggelam.
Adrianna tersenyum kecil, bersandar pada sosok yang merangkulnya hangat, menikmati cahaya matahari senja bersama. Baru saja ia pulang, and yet her boyfriend simply dragged her up to his room in an instant. Ia bahkan belum sempat membereskan kopernya.
She didn't mind, though.
"Dims?"
"Ya?"
"Dingin," tubuhnya hanya dilapisi blus serta selimut tipis yang diberikan olehnya. Di tengah musim dingin, di balkon kamar lelaki tersebut. Jelas ia kedinginan.
“Mau masuk?”
Dan gadis tersebut mengangguk mengiyakan, mengikuti langkahnya memasuki ruangan yang ia kenal betul isinya. Lengan yang sejenak tadi merangkulnya, kini berpindah, setengah merengkuh dengan posesif sambil membimbingnya tepat—ke tempat tidur pemuda tersebut. Merasakan berat tubuhnya tertarik gravitasi (oh, salahkan lelaki yang memberinya dorongan sedikit), tubuhnya jatuh terbaring di atas kasurnya. Ia memerah, "Hei, Dims—"
Dan ketika tubuhnya hendak bangkit terduduk, sosok Atreiyu Velasquez membayangi tepat di atasnya, kepala mereka kini sejajar, dengan wajahnya berada tepat di depannya. Seuntai kata, lalu sosok itu mendekat, menutup jarak diantara keduanya. Ia memejamkan mata, impuls. Tangannya bergerak naik, meletakkan salah satu tepat pada tengkuk pemuda tersebut, sementara tangan yang lain menahan berat tubuhnya.
Rindu. Yeah. She missed him too.
An RP post. With Atreiyu Mathivanan Dimitrovski Velasquez. Latar sama kayak di twitter in-chara.
Comments