Skip to main content

Posts

Secret Heart

@firenationforum - @deeladiladhila Michael Dante DiMartino & Bryan Koenitzko - Crescendo Secret Heart - Feist Secret heart What are you made of What are you so afraid of   Katara memejamkan mata, kembali berguling di kasurnya. Berusaha melupakan kejadian malam tadi yang masih tercetak jelas di depan matanya. Sebenarnya Katara tak ingin tidur malam itu. Katara ingin mengajaknya begadang saja mala mini bersamanya sampai pagi, lalu melihat matahari terbit bersama-sama sebelum kembali ke kamar masing-masing untuk menghindari kecurigaan. Tapi—tapi, Fire Lord Zuko ternyata sudah punya agenda lain dalam pikirannya malam itu. Katara sedikit senang, saat Zuko yang ternyata muncul dan menyapanya dari bawah. Lalu bukannya menyuruhnya tidur atau apa, malah ingin ikut naik ke atap bersamanya. Meski saat itu ia terkekeh kecil, ia sedikit gugup saat membuat tangga es bagi sang Raja Api. Apa yang akan terjadi, ia tak bisa bayangkan. Apalagi siangnya mereka sempat berselisih paham. Ia kira mal...

dorks #3

"Hah? Itu beneran nama lo?" Hotaru kan nama Jepang. Si Dimasu--Hotaru di depannya kan bukan orang Jepang. Baru pindah kesini, malah. Lagipula ya, kenapa harus Hotaru, coba. Imej cool yang sudah mulai terbangun di kepala Shin jadi hilang. Sekarang di kepalanya dipenuhi gambaran hutan di malam hari, dengan bola-bola cahaya kecil yang beterbangan. Wait, kenapa juga ia membayangkan imej si Hotaru? Lagipula, kelihatannya anak pindahan ini tidak sealim yang ia dan teman-temannya sangka. Shin kan sudah expert, jadi ia tahu kalau bertemu sesama expert. Seperti cengiran yang sengaja dilempar dengan lirikan kecil ke arah cewek-cewek. Dan mata yang berkilat-kilat bandel. Sering sekali ia lihat pada Haruki. Maupun dirinya sendiri. Ia menangkap bola yang dilempar Hotaru sambil nyengir bandel, sengaja bermain-main dengan memutar-mutar bolanya dengan satu jari. Cek reaksi, ceritanya. Tuh kan, langsung heboh semua. Score one! "Yuk, main." (feel Shin gw.....)

Around, and Around.

Mungkin, karma yang kamu tunggu selama ini itu aku. Mungkin semua kesalahan kamu, akan terbayar melalui aku. Semua sakit, semua tangis, semua hati yang kamu ambil. Mungkin kali ini, waktu akhirnya mengembalikan segalanya padamu. Melalui aku. Lalu suatu hari nanti, mungkin akan muncul seorang lain. Untuk mengembalikan segalamu yang kurenggut. Mungkin, suatu hari nanti, karma akan ganti menyerang aku. Sekali lagi. Please just pray that I'm not going to do all this without any regrets. I'm still human. I still have a heart. Semoga.

BYNNWYMM #8

Minta maaf ya harusnya? "Kamu... marah ya?" Ia mengangguk kecil dengan pipi digembungkan--trademark kalau Adri sedang dalam keadaan malu-malu-ngambek. Ia rasa perempuan manapun akan marah kalau diperlakukan seperti itu. Ia rasa. Adri terdiam, mendengar penjelasan Dims, pipi mengempis namun bibirnya masih mempertahankan mimik kesal, sedikit lebih maju dari posisi normalnya. Kau pikir ia akan menyerah dan luluh semudah itu? "Soalnya aku... cintasamakamu." Tepat sekali. Mengangkat alis, kini Adri menatap Dims dengan sedikit tidak percaya, pipinya memerah dengan sendirinya. Yang namanya Atreiyu Mathivanan Dimitrovski Velasquez itu sepertinya tipe yang paling tidak pernah dan paling tidak mau bilang hal-hal mushy macam yang baru saja diucapkan itu. Ya bukannya Adri minta juga sih. Kalau mendadak ia ngomong begitu ke Adri, mungkin sudah ia tendang jauh-jauh ke bulan. Lalu Adri refleks menahan ujung baju pemuda itu saat yang bersangkutan hendak pergi, katanya s...

Dorks #2

Anaknya ngerti. Alhamdu? Hush. Agama siapa itu coba Shin. Shin memperhatikan anak baru yang mengaku namanya Dima--s? Dimasu? Lafal asing yang seumur hidup tak pernah ia dengar maupun ucapkan. Ia mengangkat alis, mengulang nama si anak baru, "Dima--su? Sorry, couldn't really catch that," ucapnya seketika, otomatis pakai bahasa Inggris. Ya kalau pakai bahasa Jepang nanti si anak baru nggak ngerti dong ah. Shin pinter banget sih. Lalu apa katanya? Fans Shin banyak? Itu sih, nggak perlu ada yang kasih tahu pun sejak pertama ia menginjakkan kaki di sekolah itu, ia sudah tahu. Kenapa lagi coba mendadak banyak kakak kelas perempuan merubung di luar jendela kelasnya? "Some of them are yours, I think," ia nyengir lebar, mendekati si Dimasu yang kini berdiri di tengah lapangan sambil mendribel bola, "Wanna play?" Ayo kita suguhi cewek-cewek itu dengan fanservice!

Dorks #1

Kalau ada yang teriak siang-siang, terutama kalau suaranya terdengar maskulin , itu pantas untuk dicari tahu sebab akibatnya. Shinichi menengok, mencari tahu siapa yang berteriak frustasi seperti itu di siang bolong begini. Habis patah hatikah? Atau kesal karena pacarnya ditikung orang? HA. Baru juga masuk SMA udah kepo gini. Sudah punya basis fans cewek-cewek tersendiri. Yang namanya Shinichi Tsukishirou emang minta dikeroyok lalu digiring ke sawah rame-rame. Lalu alis Shin kedut-kedutan. Pusing dan tidak mengerti melihat wajah anak baru di kelasnya adalah pelaku teriakan frustasi tadi. Yeah, anak yang sejak masuk beberapa hari lalu kerjanya cuma diam saja di kelas. Yang kehadirannya bikin geger seluruh sekolah, dan memancing gadis-gadis tambahan yang rajin mejeng di depan kelasnya hanya untuk melihat wajah si anak baru hari ini. Dan membuat nyaris seluruh anak laki-laki di kelasnya menebak-nebak bahwa si anak baru punya komplikasi. Hanya karena yang bersangkutan kerjanya mingkem ...

BYNNWYMM #7

".... Aku makin nggak mau kalau kamu beneran mau ngajak candlelight dinner." Heu. Kalau sedang menstruasi, Adri memang anomali. Diberi yang manis-manis, tolak. Disodori yang romantis-romantis, buang. Disuguhi yang konyol-konyol, marah. Memang membuat orang serba salah sih jadinya. Tapi ya mau bagaimana. Sudah untung hanya sebulan sekali. Daripada setiap hari, seperti neneknya yang kadang-kadang tidak tahu maunya apa. Diberi anak gadis manis rumahan, disuruh keluar. Lalu nanti ketika yang bersangkutan sudah ngelayap, beliau malah nyap-nyap. Yang seperti ini memang sepertinya sudah mendarah daging di kalangan perempuan keluarganya. "EH EH KAMU NGAP —DIMS!" Ini bisa marah beneran lho, sumpah. Sudah bagus ia mau buka pintu. Dekatinya pelan-pelan gitu, diajak ngobrol dulu sebentar. Ini malah langsung dijeblak terbuka, lalu diseret. Tolong ya, ia paling benci kalau ada adegan seret-seret. Ia memejamkan mata ketika Dims mendorongnya jatuh ke kasur, lalu langsung ...