Skip to main content

Posts

Around, and Around.

Mungkin, karma yang kamu tunggu selama ini itu aku. Mungkin semua kesalahan kamu, akan terbayar melalui aku. Semua sakit, semua tangis, semua hati yang kamu ambil. Mungkin kali ini, waktu akhirnya mengembalikan segalanya padamu. Melalui aku. Lalu suatu hari nanti, mungkin akan muncul seorang lain. Untuk mengembalikan segalamu yang kurenggut. Mungkin, suatu hari nanti, karma akan ganti menyerang aku. Sekali lagi. Please just pray that I'm not going to do all this without any regrets. I'm still human. I still have a heart. Semoga.

BYNNWYMM #8

Minta maaf ya harusnya? "Kamu... marah ya?" Ia mengangguk kecil dengan pipi digembungkan--trademark kalau Adri sedang dalam keadaan malu-malu-ngambek. Ia rasa perempuan manapun akan marah kalau diperlakukan seperti itu. Ia rasa. Adri terdiam, mendengar penjelasan Dims, pipi mengempis namun bibirnya masih mempertahankan mimik kesal, sedikit lebih maju dari posisi normalnya. Kau pikir ia akan menyerah dan luluh semudah itu? "Soalnya aku... cintasamakamu." Tepat sekali. Mengangkat alis, kini Adri menatap Dims dengan sedikit tidak percaya, pipinya memerah dengan sendirinya. Yang namanya Atreiyu Mathivanan Dimitrovski Velasquez itu sepertinya tipe yang paling tidak pernah dan paling tidak mau bilang hal-hal mushy macam yang baru saja diucapkan itu. Ya bukannya Adri minta juga sih. Kalau mendadak ia ngomong begitu ke Adri, mungkin sudah ia tendang jauh-jauh ke bulan. Lalu Adri refleks menahan ujung baju pemuda itu saat yang bersangkutan hendak pergi, katanya s...

Dorks #2

Anaknya ngerti. Alhamdu? Hush. Agama siapa itu coba Shin. Shin memperhatikan anak baru yang mengaku namanya Dima--s? Dimasu? Lafal asing yang seumur hidup tak pernah ia dengar maupun ucapkan. Ia mengangkat alis, mengulang nama si anak baru, "Dima--su? Sorry, couldn't really catch that," ucapnya seketika, otomatis pakai bahasa Inggris. Ya kalau pakai bahasa Jepang nanti si anak baru nggak ngerti dong ah. Shin pinter banget sih. Lalu apa katanya? Fans Shin banyak? Itu sih, nggak perlu ada yang kasih tahu pun sejak pertama ia menginjakkan kaki di sekolah itu, ia sudah tahu. Kenapa lagi coba mendadak banyak kakak kelas perempuan merubung di luar jendela kelasnya? "Some of them are yours, I think," ia nyengir lebar, mendekati si Dimasu yang kini berdiri di tengah lapangan sambil mendribel bola, "Wanna play?" Ayo kita suguhi cewek-cewek itu dengan fanservice!

Dorks #1

Kalau ada yang teriak siang-siang, terutama kalau suaranya terdengar maskulin , itu pantas untuk dicari tahu sebab akibatnya. Shinichi menengok, mencari tahu siapa yang berteriak frustasi seperti itu di siang bolong begini. Habis patah hatikah? Atau kesal karena pacarnya ditikung orang? HA. Baru juga masuk SMA udah kepo gini. Sudah punya basis fans cewek-cewek tersendiri. Yang namanya Shinichi Tsukishirou emang minta dikeroyok lalu digiring ke sawah rame-rame. Lalu alis Shin kedut-kedutan. Pusing dan tidak mengerti melihat wajah anak baru di kelasnya adalah pelaku teriakan frustasi tadi. Yeah, anak yang sejak masuk beberapa hari lalu kerjanya cuma diam saja di kelas. Yang kehadirannya bikin geger seluruh sekolah, dan memancing gadis-gadis tambahan yang rajin mejeng di depan kelasnya hanya untuk melihat wajah si anak baru hari ini. Dan membuat nyaris seluruh anak laki-laki di kelasnya menebak-nebak bahwa si anak baru punya komplikasi. Hanya karena yang bersangkutan kerjanya mingkem ...

BYNNWYMM #7

".... Aku makin nggak mau kalau kamu beneran mau ngajak candlelight dinner." Heu. Kalau sedang menstruasi, Adri memang anomali. Diberi yang manis-manis, tolak. Disodori yang romantis-romantis, buang. Disuguhi yang konyol-konyol, marah. Memang membuat orang serba salah sih jadinya. Tapi ya mau bagaimana. Sudah untung hanya sebulan sekali. Daripada setiap hari, seperti neneknya yang kadang-kadang tidak tahu maunya apa. Diberi anak gadis manis rumahan, disuruh keluar. Lalu nanti ketika yang bersangkutan sudah ngelayap, beliau malah nyap-nyap. Yang seperti ini memang sepertinya sudah mendarah daging di kalangan perempuan keluarganya. "EH EH KAMU NGAP —DIMS!" Ini bisa marah beneran lho, sumpah. Sudah bagus ia mau buka pintu. Dekatinya pelan-pelan gitu, diajak ngobrol dulu sebentar. Ini malah langsung dijeblak terbuka, lalu diseret. Tolong ya, ia paling benci kalau ada adegan seret-seret. Ia memejamkan mata ketika Dims mendorongnya jatuh ke kasur, lalu langsung ...

BYNNWYMM #6

Sebenarnya Adri menyesal teriak begitu. Bagaimana kalau nanti Dims benar-benar pergi, lalu bertemu salah satu penari eksotis Bali, lalu tiba-tiba esok paginya sudah menjadi milik orang lain? Hmph. Konsekuensi ditanggung oleh Dims sendiri, kalau saat pulang nanti jari manis Dims sudah bercincin sementara miliknya belum. Yang bersedia membela Adri bukan hanya Izarka seorang, omong-omong. Bersandar di pintu, tubuhnya merosot ke lantai, duduk dengan kaki ditekuk di depannya, terpeluk oleh tangan. Iya, Adri sudah kesal. Padahal tadi ia sudah berniat minta maaf. Sudah ingin memperbaiki keadaan dan liburan berharga mereka dengan itikad baik meski hormonnya sedang kurang mendukung. Senggol sedikit, barbel melayang. “AH AKU GAK MAU TAU POKOKNYA KAMU HARUS MAU NIKAH SAMA AKU!” ..... "KOK KAMU MAKSA SIH?! KALAU AKU NGGAK MAU GIMANA, HAH?!" Bohong besar. Dengan pipi setengah memerah, ia bangkit dan meraih pegangan pintu, membuka pintunya sedikit hingga meninggalkan celah...

BYNNWYMM #5

"Kamu saja yang mati. Aku masih mau pulang." Membalas dengan nada matter-of-factly, Adri meraih kedua tangan Dims, lalu melingkarkan keduanya diatas dadanya, merasakan pancaran hangat tubuh Dims yang masih terjaga meski angin bertiup kencang. Moodnya sudah lumayan--syukurlah. Matanya mulai mengerjap-ngerjap mengantuk, semakin terbuai dengan suasana yang nampak sangat mendukung untuk tidur. Masalah bagaimana kembali ke cottage tempat mereka menginap, itu urusan Dims. "Nggak boleh. Nanti sakit," ucapnya polos, setengah bergumam sambil memukul pelan tangan Dims yang ia gunakan sebagai pengganti selimut. Pada gangguan yang berlangsung setelahnya pun, Adri hanya ber-'hng' simpel, kerutan kesal mulai terbentuk di mata serta dahinya. Lalu ketika ia merasa pipinya dilumat sesuatu, ia nyaris berteriak. Nyaris. Kalau tidak dicium. Lalu yang bersangkutan kabur, meninggalkan Adri yang tidak siap sandaran kursinya tiba-tiba hilang, badannya segera limbung ke be...