Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

魂 双子

Kamu tahu nggak, Shin? Apa? Kamu punya kembaran loh. Uh huh. Namanya Shin juga. Tapi orangnya lebih jahat dari kamu. Yeah yeah. Dia juga udah mati. Matinya ketusuk piso di dada kiri loh. Terus? Bukannya kemaren kamu mimpi ketusuk di dada kiri ya? Hubungannya? Kamu mau ketemu, nggak? Shinichi membuka mata, sedikit menyipit menghindari cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah di tirai jendelanya. Ia menegakkan diri, terduduk sambil menggaruk kepalanya, kembali mengingat mimpi anehnya barusan. Hah. Kembaran, katanya. Nonsense. Ia bangkit, mengintip sedikit ke luar jendela untuk melihat cuaca serta prakiraan waktu saat ini. Cerah. Dan terang. Artinya sudah sedikit siang. Dan kemungkinan besar ia sudah membolos beberapa mata kuliah. Dan nyaris melewatkan janji makan siang yang sudah dibuatnya dengan Ahime-sama nya kemarin. Untung ia terbangun. Sambil menguap lebar, Shinichi memasuki kamar mandinya, membersihkan diri

Last

Ia tak pernah memiliki begitu banyak pikiran terlintas dalam tempo setengah detik dalam kepalanya. Suara teriakan, bisikan lirih yang terdengar samar, serta rasa sakit yang serta-merta memenuhinya perlahan, menariknya dalam kegelapan. Tubuhnya perlahan jatuh tersungkur, berlumur darah kemerahan yang menyebar dengan cepat dari jantungnya, menutupi nyaris seluruh dadanya. Ironis. Ia merasa begitu hidup, begitu bersemangat, tepat pada detik-detik kematiannya. Dan ketika dirasanya dunia mulai menghilang, kesadarannya menipis dan rasa sakitnya semakin tak tertahankan, ia tersenyum. Memorinya baru saja sampai pada dua sosok paling indah yang pernah ditemuinya. Acchannya, dan Ahime-samanya. Bagaimana ia menemukan keduanya memiliki aura yang begitu mirip, dengan senyum manis yang lebih sering dilengkungkan dengan rona jahil di hadapannya. Betapa ia ingin kembali berada di samping keduanya, merangkul keduanya, lalu diomeli karenanya. Betapa ia begitu ingin kembali melihat wajah mereka