Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

Her

Ia disana. Ia ada, ia bernapas. Ia disana. Tapi tak ada yang dilakukannya. Gadis itu menghela napas, menatap kosong ke arah layar putih—kosong, seperti pikirannya. Kau tahu, ia punya segalanya. Hidupnya seharusnya indah. Seharusnya sempurna. Ia punya keluarga—yang menyayanginya, yang mengerti dan mengayomi segala tingkah lakunya. Ia punya teman—bahkan sahabat. Ia masih punya mereka yang akan mencarinya bila ia hilang. Masih punya tiang untuk menopang. Ia punya kelebihan—dan ia tahu bahwa kelebihannya itu bermanfaat. Ia punya status, punya jabatan untuk digunakan. Kau lihat? Ia punya segalanya. Tapi terkadang, ia merasa hampa . Kehampaan yang bahkan tak bisa diisi dengan obrolan singkat, dengan kehangatan keluarganya, atau dengan tumpukan buku-buku yang menggunung di rumahnya (oh ya, ia juga punya itu). Bahkan terkadang ia menyesali hidupnya. Menyesali pilihan yang ia buat. She was a player. She knows that she’s doing pretty good at that. But she just couldn’t. Ia pernah bermimpi

Be The One - #2

Sosoknya membuka mata saat kecupan tersebut menghilang, sosok Dims berpindah, berbaring tepat di sampingnya. Tersenyum kecil, ia kembali memejamkan mata sejenak. Jujur saja, sebenarnya sejak tadi ia ingin tidur. Badannya lelah. Belum lagi pengaruh jetlag yang dirasanya. Masalahnya, mana tega ia bilang begitu ketika kekasihnya tiba-tiba menariknya ke kamarnya? "Hm?" matanya terbuka, menanggapi panggilan dari Dims. Senyumnya—meski ia mengakui senyum jahilnya sedikit.....well—seksi, tapi ia tak pernah suka senyum itu. Alasan yang menyebabkan senyum tersebut biasanya meliputi dia, dan rencana-entah-apa yang biasanya merugikan dirinya. "Mau apa..... sih?" tubuhnya bergerak ke belakang sedikit, refleks ketika mendengar kata 'main' yang diikuti tatapan Dims. Tsk, firasatnya buruk. Sosok pemuda tersebut perlahan mendekati tengkuknya hingga wangi rambut pemuda tersebut tercium jelas olehnya. “Main itu.” Perlahan matanya membuka, irisnya mengikuti arah yang ditunj

*IMAGE HEAVY*

--when photobucket, tinypic, and tumblr are being a fuckin' bitch

Be The One - #1

Dan surya pun tenggelam. Adrianna tersenyum kecil, bersandar pada sosok yang merangkulnya hangat, menikmati cahaya matahari senja bersama. Baru saja ia pulang, and yet her boyfriend simply dragged her up to his room in an instant. Ia bahkan belum sempat membereskan kopernya. She didn't mind, though. "Dims?" "Ya?" "Dingin," tubuhnya hanya dilapisi blus serta selimut tipis yang diberikan olehnya. Di tengah musim dingin, di balkon kamar lelaki tersebut. Jelas ia kedinginan. “Mau masuk?” Dan gadis tersebut mengangguk mengiyakan, mengikuti langkahnya memasuki ruangan yang ia kenal betul isinya. Lengan yang sejenak tadi merangkulnya, kini berpindah, setengah merengkuh dengan posesif sambil membimbingnya tepat — ke tempat tidur pemuda tersebut. Merasakan berat tubuhnya tertarik gravitasi (oh, salahkan lelaki yang memberinya dorongan sedikit), tubuhnya jatuh terbaring di atas kasurnya. Ia memerah, "Hei, Dims —" Dan ketika tubuhnya hendak ban